Dipublikasikan: Kamis, 18 September 2025

SPKLU Tenaga Surya: Gerbang Menuju Transportasi Ramah Lingkungan

Kendaraan listrik kini semakin sering terlihat di jalanan Indonesia, mulai dari motor, mobil, hingga bus. Peralihan ini merupakan bagian dari upaya mengurangi polusi sekaligus menghadirkan transportasi yang lebih ramah lingkungan. Namun, kendaraan listrik tidak bisa dilepaskan dari satu hal penting: SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Tanpa infrastruktur ini, perkembangan kendaraan listrik akan sulit berkembang.

Apa Itu SPKLU?

SPKLU pada dasarnya adalah “pom bensin” bagi kendaraan listrik. Perbedaannya, alih-alih mengisi bensin atau solar, kendaraan listrik mengisi daya baterai menggunakan arus listrik.

SPKLU tersedia dalam beberapa tipe berdasarkan kecepatan pengisian:

  • AC Charging (Slow Charging): menggunakan arus bolak-balik, membutuhkan waktu 4–8 jam hingga penuh. Cocok dipasang di rumah, kantor, atau lokasi parkir dengan durasi lama.

  • DC Fast Charging: menggunakan arus searah, mampu mengisi hingga 80% daya dalam 30–60 menit. Umumnya tersedia di rest area jalan tol atau pusat kota.

  • Ultra-Fast Charging: teknologi terbaru yang dapat mengisi daya dalam 10–20 menit, meskipun belum semua jenis kendaraan listrik mendukungnya.

Dengan variasi tersebut, pengguna dapat menyesuaikan pilihan sesuai kebutuhan: pengisian lambat namun hemat biaya, pengisian cepat untuk perjalanan jarak jauh, atau ultra-cepat dalam kondisi darurat.

Mengapa SPKLU Penting?

SPKLU lebih dari sekadar tempat pengisian daya. Kehadirannya memegang peran penting dalam beberapa hal berikut:

  • Mendorong Pertumbuhan Kendaraan Listrik
    Ketersediaan infrastruktur pengisian yang luas membuat masyarakat semakin yakin untuk beralih ke kendaraan listrik.

  • Mengurangi Ketergantungan pada BBM
    Kendaraan listrik tidak memerlukan bensin maupun solar, sehingga konsumsi energi fosil dapat ditekan secara signifikan.

  • Mendukung Energi Bersih
    SPKLU yang terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) semakin ramah lingkungan. Panel surya menangkap energi matahari pada siang hari, kemudian menyimpannya dalam sistem baterai besar (ESS). Energi tersebut siap digunakan untuk mengisi kendaraan listrik, sehingga perjalanan sehari-hari masyarakat bisa benar-benar bebas emisi.

SPKLU PLTS di Indonesia

Jumlah SPKLU di Indonesia terus bertambah, terutama di kota-kota besar. PLN dan Pertamina aktif membangun jaringan ini untuk mendukung program kendaraan listrik nasional. Namun, penyebarannya masih belum merata—kebanyakan terkonsentrasi di pusat kota, sementara jalur antarwilayah masih terbatas.

Di sisi lain, hadir inisiatif menarik berupa SPKLU berbasis PLTS. Konsep ini sudah mulai diterapkan di beberapa lokasi, misalnya di rest area yang memasang panel surya pada atap kanopi pengisian. Dengan demikian, listrik yang digunakan kendaraan benar-benar berasal dari sumber energi terbarukan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan PLTS untuk SPKLU antara lain:

  1. Tidak ada bangunan tinggi atau pepohonan yang dapat menyebabkan bayangan (shading).

  2. Modifikasi bangunan seminimal mungkin; akan lebih optimal bila desain awal sudah dipersiapkan untuk pemasangan PLTS.

  3. Jika diasumsikan luas SPKLU sama dengan SPBU, maka kebutuhan lahan minimal adalah 1.500 m².

  4. Kekuatan struktur serta ketahanan terhadap terpaan angin harus diperhitungkan dalam desain dan perencanaan.

SPKLU Tenaga Surya

Gambar 1: Wiring Diagram SPKLU PLTS On-Grid

SPKLU PLTS dan Lingkungan

Kehadiran SPKLU berbasis PLTS membawa banyak manfaat bagi lingkungan, antara lain:

  • Emisi Karbon Berkurang – Tidak ada pembakaran bahan bakar fosil saat kendaraan beroperasi.

  • Udara Kota Lebih Bersih – Jalanan bebas asap knalpot membuat kualitas udara lebih sehat.

  • Energi Terbarukan – Jika SPKLU menggunakan panel surya, jejak karbon transportasi dapat ditekan lebih drastis.

Bayangkan jika setiap SPKLU di Indonesia dilengkapi atap surya. Setiap kali kendaraan listrik mengisi daya, energi yang digunakan benar-benar berasal dari cahaya matahari. Hasilnya: perjalanan lebih hijau, udara lebih segar, dan bumi lebih sehat.

Tren SPKLU

Pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat mendorong pembangunan SPKLU di berbagai lokasi, mulai dari rest area, pusat perbelanjaan, perkantoran, hingga kawasan perumahan. Selain itu, sejumlah perusahaan juga tengah mengembangkan home charger dan SPKLU portabel agar proses pengisian daya semakin mudah dan praktis.

SPKLU Tenaga Surya

Gambar 2: SPKLU Tenaga Surya

Masa Depan SPKLU dan Transportasi Hijau

Ke depan, teknologi smart charging dan integrasi dengan IoT akan membuat pengisian daya semakin efisien. Tren ini sejalan dengan proyeksi global mengenai pertumbuhan kendaraan listrik yang terus meningkat menurut International Energy Agency (IEA). Jika dikombinasikan dengan PLTS, SPKLU bahkan bisa menjadi model masa depan kota hijau: kendaraan listrik mengisi energi dari matahari, sementara sisa energi disalurkan ke jaringan listrik nasional.

SPKLU bukan sekadar stasiun pengisian daya, melainkan simbol perubahan menuju transportasi ramah lingkungan. Jika dipadukan dengan energi surya, SPKLU menjadi semakin hijau: kendaraan listrik tidak hanya bebas emisi saat digunakan, tetapi juga saat diisi dayanya.

Masa depan transportasi Indonesia berpotensi menjadi lebih bersih—jalan tanpa asap, udara kota lebih segar, dan SPKLU berbasis panel surya yang mudah ditemui layaknya SPBU saat ini.

Dengan dukungan engineer dan teknisi berpengalaman, PT Horizon Teknologi siap membantu Anda merancang dan membangun SPKLU Tenaga Surya untuk kebutuhan internal di kantor maupun perusahaan Anda.