
Dipublikasikan: 21 Juli 2025
Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan energi yang andal dan ramah lingkungan semakin meningkat. Sebagai respons terhadap hal ini, investasi PLTS hybrid kini menjadi salah satu solusi populer untuk menjawab kebutuhan tersebut. Sebab, sistem ini menggabungkan energi terbarukan seperti tenaga surya dengan sumber daya konvensional seperti listrik PLN atau genset. Tak hanya itu, investasi PLTS hybrid juga menjanjikan efisiensi dan potensi penghematan dalam jangka panjang, serta menawarkan keandalan dalam menyuplai daya berkat dukungan baterai sebagai cadangan energi. Namun demikian, sistem ini tetap memerlukan pertimbangan teknis dan finansial yang matang sebelum diterapkan.
Sistem PLTS hybrid adalah sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang menggabungkan panel surya, baterai penyimpanan, dan listrik PLN (atau genset), sehingga mampu memasok listrik secara fleksibel dan stabil. Baca selengkapnya.
Sistem ini dirancang agar:
-
Dapat menggunakan tenaga matahari pada siang hari.
-
Mampu menyimpan kelebihan energi pada siang hari ke dalam baterai untuk digunakan pada malam hari.
-
Baterai dapat difungsikan sebagai cadangan daya (emergency power).
-
Jaringan listrik (PLN) tetap dapat digunakan sebagai suplai daya cadangan.
-
Dapat berpindah sumber daya secara otomatis sesuai kondisi.
Energi matahari diserap oleh panel surya, lalu digunakan secara langsung untuk menyuplai peralatan listrik (beban). Jika energi yang dihasilkan melebihi kebutuhan, kelebihannya akan disimpan ke dalam baterai untuk digunakan nanti, misalnya saat malam hari atau saat terjadi pemadaman. Sistem hybrid seperti ini sangat ideal untuk wilayah dengan pasokan listrik yang tidak stabil, pengguna yang ingin mandiri secara energi, atau mereka yang memiliki kebutuhan listrik penting seperti server, lemari pendingin, hingga pompa air. Tak hanya itu, rumah maupun bisnis juga dapat menghemat tagihan listrik dan tetap beroperasi tanpa gangguan—bahkan saat listrik PLN padam sekalipun.
Investasi Sistem PLTS Hybrid: Potensi, Biaya, dan Perhitungan Energi
Berbeda dengan sistem PLTS on-grid konvensional, sistem PLTS hybrid menggabungkan tiga komponen utama: panel surya sebagai sumber energi utama, baterai sebagai penyimpanan cadangan, serta jaringan PLN atau genset sebagai sumber daya tambahan. Dengan konfigurasi ini, sistem dapat beroperasi secara fleksibel—menyediakan energi pada siang hari melalui tenaga matahari, menyimpan kelebihan energi untuk digunakan pada malam hari, dan tetap menjaga pasokan listrik untuk beban penting saat terjadi pemadaman.
Meskipun menawarkan banyak keunggulan, penerapan sistem hybrid memiliki tingkat kompleksitas teknis yang lebih tinggi dan memerlukan investasi awal yang relatif besar. Biaya awal umumnya lebih tinggi dibandingkan sistem on-grid, terutama dengan adanya tambahan komponen seperti baterai dan inverter hybrid yang berperan sebagai inti dari sistem manajemen energi. Oleh karena itu, diperlukan analisis menyeluruh terhadap struktur biaya, usia pakai komponen, potensi penghematan, serta skenario pengembalian investasi (return on investment/ROI).
Komponen Investasi
Komponen | Estimasi Kontribusi Biaya |
---|---|
Panel Surya | 20-30% |
Inverter Hybrid | 15-25% |
Baterai (LifePO4 atau VRLA) | 30-50% |
Struktur dan Instalasi | 10-15% |
Monitoring dan Sistem Proteksi | 5-10% |
Estimasi Investasi Sistem PLTS Hybrid
Kapasitas Sistem (kWp) | Estimasi Biaya | Biaya per Wattpeak (Wp) |
---|---|---|
2 kWp | Rp35-45 juta | Rp17.500-22.500/Wp |
3 kWp | Rp55-65 juta | Rp18.000-21.500/Wp |
5 kWp | Rp90-105 juta | Rp18.000-20.500/Wp |
10 kWp | Rp170-210 juta | Rp17.000-20.000/Wp |
Biaya instalasi PLTS hybrid dapat bervariasi, tergantung pada merek inverter, jenis baterai, kapasitas penyimpanan, dan struktur instalasi yang digunakan. Dalam perhitungan di atas, sistem menggunakan baterai lithium (LiFePO₄) yang dikenal memiliki siklus hidup lebih panjang, yakni sekitar 8 hingga 15 tahun. Sebagai alternatif, baterai tipe VRLA/AGM memang menawarkan harga yang lebih rendah, tetapi dengan usia pakai yang relatif lebih pendek serta efisiensi yang lebih rendah.
Potensi Penghematan PLN dan Payback Period Sistem PLTS Hybrid
Kapasitas Sistem (kWp) | Potensi Penghematan PLN/Bulan | Payback Period |
---|---|---|
2 kWp | Rp300.000-350.000 | 9-11 tahun |
3 kWp | Rp450.000-550.000 | 9-10 tahun |
5 kWp | Rp700.000-900.000 | 8-9 tahun |
10 kWp | Rp1.400.000-1.800.000 | 8-9 tahun |
Rata-rata payback period untuk instalasi sistem PLTS hybrid berkisar antara 8 hingga 11 tahun, dengan masa pakai sistem mencapai sekitar 25 tahun. Estimasi penghematan dihitung berdasarkan rata-rata pengurangan konsumsi listrik PLN yang digantikan oleh energi surya pada siang hari dan energi dari baterai pada malam hari.
Penghematan ini tergolong signifikan, terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang dan potensi return on investment (ROI). Namun, dibandingkan dengan sistem on-grid, payback period pada sistem hybrid cenderung lebih panjang karena adanya tambahan biaya untuk baterai dan inverter hybrid.
Perlu dicatat, estimasi tersebut sangat bergantung pada pola konsumsi listrik, lokasi geografis, kapasitas penyimpanan, dan efisiensi sistem secara keseluruhan.
Tertarik memasang sistem PLTS Hybrid di rumah atau tempat usaha Anda?
Bagi Anda yang mencari solusi energi yang stabil, efisien, dan hemat dalam jangka panjang, PLTS hybrid merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan. Sistem ini tidak hanya menjamin suplai listrik saat pemadaman, tetapi juga mendukung penghematan biaya operasional bulanan.
PT Horizon Teknologi siap membantu Anda dalam memberikan layanan terbaik, mulai dari perencanaan sistem PLTS hybrid, pemilihan solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda, hingga proses instalasi dan pemeliharaan sistem secara menyeluruh.
Silakan hubungi kontak resmi kami guna mendapatkan konsultasi dan solusi terbaik.
Terima kasih.