
Membangun Energi Mandiri: Langkah-Langkah Instalasi PLTS yang Efisien
Dipublikasikan: Jumat, 01 Agustus 2025
Kebutuhan akan energi bersih terus meningkat seiring krisis iklim dan naiknya biaya listrik. Salah satu solusi yang banyak dipilih adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan dan efisien. Agar sistem PLTS berfungsi optimal, instalasinya harus melalui proses teknis yang terstruktur, mulai dari survei lokasi, perancangan sistem, hingga pemasangan. Artikel ini mengulas tahapan tersebut untuk memastikan sistem bekerja efisien, aman, dan tahan lama.
A. Pengumpulan Data Area
Tahap awal ini bertujuan untuk memahami kondisi lokasi yang akan dipasang sistem PLTS. Tim survei akan mengunjungi lokasi untuk melakukan pengukuran dan pencatatan faktor-faktor teknis, mulai dari data potensi surya, data teknis bangunan dan data sistem penyimpanan energi (Battery Sizing).
1.Data potensi surya
Mengacu pada evaluasi seberapa besar potensi sinar matahari yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Data ini menentukan kelayakan lokasi, orientasi panel, dan potensi energi yang dapat dihasilkan. Di dalamnya mencakup:
- Posisi Matahari: menentukan lintasan harian dan tahunan matahari berdasarkan koordinat geografis.
- Azimuth: sudut arah hadap panel terhadap mata angin (idealnya menghadap ke khatulistiwa: selatan di belahan utara, utara di belahan selatan).
- Kemiringan Area (Tilt): memengaruhi jumlah sinar matahari yang mengenai panel.
- Iradiasi: jumlah energi matahari yang mencapai permukaan horizontal atau miring, biasanya diukur dalam kWh/m² per hari atau per tahun. Anda dapat mengeceknya melalui Global Solar Atlas.
- Penyinaran: estimasi intensitas dan durasi penyinaran aktual yang diterima di titik tertentu.
2. Data teknis bangunan
Pada tahap ini, berbagai aspek teknis lokasi dan kebutuhan pengguna diperhitungkan, seperti:
- Luas Area PV yang Tersedia: Ketersediaan ruang pada atap atau lahan untuk pemasangan panel.
- Jenis Rangka Atap: Jenis dan struktur atap menentukan metode pemasangan dan jenis mounting system.
- Letak Shading: Analisis potensi bayangan dari pohon, bangunan, atau objek lain yang dapat mengurangi kinerja panel.
- Letak Rumah Pembangkit: Lokasi panel terhadap inverter dan sistem kontrol.
- Kapasitas Listrik Terpasang: Menyesuaikan sistem dengan daya listrik eksisting di lokasi.
- Konsumsi Listrik Beban: Menentukan kebutuhan energi harian pengguna untuk disesuaikan dengan kapasitas PLTS.
3. Data sistem penyimpanan energi
Data survei khusus untuk perencanaan sistem PLTS yang menggunakan baterai, baik untuk sistem off-grid, hybrid, maupun untuk kebutuhan backup darurat.
- Jumlah dan lama beban yang perlu di-backup: Menentukan perangkat penting yang harus tetap menyala saat listrik padam, serta durasi suplai daya dari baterai.
- Energi Surya untuk Pengisian Baterai: Menghitung berapa kapasitas energi yang bisa disuplai oleh panel surya untuk mengisi baterai, agar cukup untuk kebutuhan backup tersebut.
- Hari Tanpa Matahari (Day of Dark): Estimasi berapa hari berturut-turut tidak ada sinar matahari (misalnya karena cuaca ekstrem), dan sistem baterai tetap harus mampu menyuplai listrik. Ini penting untuk menentukan ukuran baterai.
- DOD (Depth of Discharge) Baterai: Persentase maksimum kapasitas baterai yang boleh digunakan agar umur baterai tetap panjang. Semakin besar DOD yang direncanakan, semakin besar kapasitas baterai yang dibutuhkan.
4. Perancangan Sistem
Setelah data lapangan dikumpulkan, tim teknis merancang sistem PLTS yang sesuai. Pada tahap ini, dilakukan:
- Penentuan kapasitas sistem (misalnya 3 kWp, 10 kWp, dst.) sesuai kebutuhan energi.
- Pemilihan jenis sistem: on-grid, off-grid, atau hybrid.
- Penempatan panel surya secara optimal agar mendapat penyinaran maksimal.
- Desain rangkaian listrik: jalur kabel, inverter, baterai (jika ada), dan proteksi sistem.
- Simulasi energi (menggunakan software seperti PVsyst atau Helioscope) untuk memprediksi performa sistem secara tahunan.
Output dari tahap ini berupa gambar kerja instalasi, daftar komponen (Bill of Materials) serta estimasi biaya.
5. Instalasi
Tahapan terakhir adalah eksekusi di lapangan berdasarkan desain yang telah disusun. Proses instalasi biasanya mencakup:
- Workshop: Pengadaan komponen utama dan pendukung, termasuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
- Pemasangan Struktur dan Panel Surya: Menyesuaikan dengan kemiringan ideal dan arah sinar matahari.
- Instalasi Inverter dan Perangkat Tambahan: Meliputi pengaturan wiring DC dan AC, serta koneksi ke jaringan listrik rumah/gedung.
- Pemasangan Proteksi Listrik: Grounding, MCB, dan SPD untuk keamanan sistem.
- Uji Fungsi dan commissioning: Pengujian semua komponen, pemantauan output awal, dan memastikan sistem berjalan normal.
- Pelatihan dan Serah Terima: Edukasi pemilik mengenai cara mengoperasikan dan memantau sistem melalui aplikasi monitoring.
- Pengurusan SLO: Sertifikat Laik Operasi (SLO) merupakan dokumen resmi yang menyatakan bahwa suatu instalasi listrik telah memenuhi standar kelayakan untuk dioperasikan.
Bersama Horizon Teknologi, Wujudkan Energi Surya yang Aman dan Efisien
Sebagai perusahaan yang fokus pada solusi energi terbarukan, Horizon Teknologi hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan sistem PLTS yang andal, aman, dan efisien. Kami merupakan kontraktor energi surya tersertifikasi, berpengalaman dalam instalasi PLTS skala rumah tangga, industri, hingga proyek komersial di berbagai wilayah Indonesia.
Didukung oleh tim bersertifikat dan standar kerja sesuai regulasi nasional, Horizon Teknologi siap menjadi mitra tepercaya dari tahap survei hingga instalasi dan commissioning. Segera hubungi Horizon Teknologi untuk konsultasi teknis tanpa biaya (Free) dan wujudkan sistem PLTS yang efisien, aman, dan sesuai dengan kebutuhan lokasi Anda.